Antara Khayalan Dan kenyataan Dalam Hidup Menuju Kehidupan

Sabtu, 30 Juli 2016

AKU DAN RASA MUNGKIN

Senandung melodi cinta
Menyelinap di lubuk hati yang dalam
Terungkap dengan bibir
Namun terabaikan dan tak terhiraukan
Irama nada cinta berdendang seribu kali
Terungkap dari lubuk hati ini
Tapi tak dianggap seakan hampa
Telinga ini tak tuli dan mata tak buta
Mustahil jika tak mendengar dan tak melihat
Cinta merindu mencari tempat berlabuh
Di depan mata kau bergandeng tangan
Lubuk hati ini menangis perih
Meratap hati yang kehilangan asa
Harus berlabuh kemana lagi hatiku
Pelayaranku tersia-siakan
Tanpa bergeming kebisuan mengikat waktu
Sepi bukan lagi perkara
Pedih hati masih membayang
Mungkin mendarah daging
Dalam skenario tak berkisah
Mungkin dan mungkin…
Mungkin mustahil bagiku  untuk meraihmu kembali
Membawa serta dirimu
Tuk lengkapi alur hidupku
Kurasa tak mungkin lagi terikat denganmu
Logika tanpa fungsiku meminta
Malaikat beri sinopsis kisah hidup ini
Agar dapat kusuratkan pada Tuhan
Sertakan namamu dalam takdir jodohku
Dengarkan aku dan kemustahilan mimpi-mimpiku
Nalarku menyerah meluruskan warasku
Kau, mungkin mustahil untukku
Ku tau ini takan mungkin menjadi kisah yang sempurna
Dirimu terlahir bagaikan seorang bangsawan
Yang menduduki tahta dan singgasanah
Sedangkan aku hanyalah manusia biasa
Yang hanya di pandang sebelah mata
Tak sedikit perbedaan yang ada diantara kita
Yang kian membuatku resah akan sebuah rasa
Dirimu jauh tinggi terbang diatas nirwana
Sedangkan aku merendah dibawah atapnya
Tak mungkin bagiku untuk dapat meraihmu
Selain hanya bisa untuk memandangimu
Tak mungkin bagiku untuk dapat memilikimu
Selain hanya bisa untuk mengagumimu
Semu adalah kata yang tepat untuk sebuah harapanku
Bayangmu yang begitu nyata dalam setiap langkahku
Namun kehadiranmu tak dapat tersentuh oleh jemariku
Rahasi hatiku hanya aku dan tuhan yang tau
Bahwa setiap sudup duniaku hanya bayangmulah
Yang selalu hadir dalam setiap sudut pandangku
Ingin sekali rasanya aku bisa memelukmu
Untuk melengkapi hayalku bersamamu
Namun ku harus tersadar akan semua mimpi tentangmu
Karna dirimu hanyalah sebuah mimpi
Yang tak mungkin menjadi nyata untuk ku
Mungkin jika kini aku bersalah telah mencintaimu
Maka biarkanlah aku yang bersalah atas semua ini
Karna aku terlalu mencintaimu
posted by Mhyron Thapshec at 14.47 0 comments

KABUT LUKA DILANGIT YANG SUNYI

Senja lembayun halus digaris kabut

Ada mendung sebelum terbit mentari

Hari ini angin pagi membawa berita luka

Ditandai merpati putih mati terbakar api benci

Rumah cinta dihati tinggal arang dan jelaga


Untukmu kekasih yang selalu menyebutku

Dalam sujud dan do’a pecinta terbaik

Jika nanti kelak aku datang

Dengan segenggam cinta yang manis

 Percayalah itu bukan untukmu

Untuk dia kekasih yang selalu menyebutku

Jika nanti aku datang dengan segelas kopi pahit

Percayalah itu bukan untukmu

Karena nuansa hati yang selalu hingar bingar

Dengan rayuanmu yang tak bermakna

Tapi bukan dia yang ku maksud



Ku coba meretas asa penuh makna

Dengan mengikuti alur kehidupan

Mungkin disana aku akan menemukan warna

Warna yang selama ini ku cari

Agar kucintai sampai mati


Dicelah-celah malam  yang dingin

Ku sembari memetik gitar

Yang dulu pernah membuat hatimu mendekat

Sambil kunyanyikan lagu

Yang kau ikat pada sebuah hakekat

Cinta  memang sebuah pekerjaan sederhana

Yang tak akan pernah selesai

Namun para penyairpun tak pernah bosan

Berurusan dengannya untuk menuntaskan

Hasrat terhadap kata-kata.
posted by Mhyron Thapshec at 14.05 0 comments

Rabu, 27 Juli 2016

CATATAN PERJUANGAN ANAK RANTAU


Pendidikan adalah hal yang harus diperjuangkan. Sekalipun, kamu harus memperjuangkan pendidikanmu itu ke tempat yang jauh. Kamu rela merantau ke daerah yang asing, yang tidak pernah kamu ketahui sebelumnya untuk menuntut masa depanmu. Meski berat, namun hal inilah yang menjadi nilai plus anak rantau.

1.   Kamu sanggup berjuang, meski rindu orang tuamu.
Kamu harus bukan factor terpaksa untuk mandiri lebih awal dibandingkan teman-teman sebayamu. Karena di tempat yang baru, kamu harus memulai segala sesuatunya dari awal. Sendirian, kamu harus mencari tempat tinggal, mencari tempat makan yang ramah di kantong dan berkenalan dengan teman baru. Sisi survival-mu meski nggak ada orang tua di sisimu inilah yang menonjol. Meski tidak dipungkiri, kamu rindu dengan sifat orang tuamu.

2.   Kamu berusaha menghapus air matamu demi tak merepotkan orang tua. Kamu rela bertahan di tanah rantaumu padahal libur telah tiba, karena kamu tidak ingin membebankan keadaan ekonomi orang tua. Sebenarnya, kamu sadar orang tua tidak pernah melarangmu untuk pulang, karena mereka selalu berusaha mencari uang demi melihat anaknya. Namun, kamu berusaha untuk menghapus air mata mu dan berusaha untuk kuat demi tidak merepotkan orang tua.

3.   Di saat orang lain bertemu keluarganya saat liburan, kamu berusaha untuk mencari kesibukan sendiri. Liburan merupakan momen yang paling berharga untuk bertemu keluarga. Namun, pada umumnya tidak semua anak rantau bisa menikmati liburan. Kamu hanya bisa melampiaskan rasa rindumu dengan melihat foto keluarga. Selain itu, saat libur dan tidak bisa pulang kampung, kamu mencari kesibukan sendiri seperti mengerjakan skripsi, jalan-jalan, mendengar lagu daerah, bahkan naik motor mengelilingi daerah yang kau tuangkan nasibmu sendiri.

4.   Bahkan ketika orang tua memasak makanan favoritmu, kamu tidak bisa pulang untuk mencicipinya. Tidak bisa dipungkiri, orangtuamu terkadang juga memasak makanan favoritmu. Ingin sebenarnya kamu pulang dan menyantap makanan itu sambil bercanda dengan keluarga. Namun kamu tetap bertahan di daerah perantauanmu, untuk menyelesaikan pendidikanmu dan segera pulang ke rumah.

5.   Skripsi tetap lanjut, kerjaan pun tetap lanjut, semua demi sebuah kesuksesan. Merantau adalah pilihan untuk pendidikan yang terbaik. Semua itu dilaksanakan demi sebuah kesuksesan. Anak rantau rela tidak pulang kampung dan menahan rindunya demi sebuah kesuksesan yang membanggakan keluarga di kampung halaman. Saat liburan, kamu hanya bisa berjuang demi bisa pulang di lain waktu dengan berjanji menyelesaikan skripsi bahkan berjanji bekerja sebaik mungkin demi menghasilkan uang untuk membeli kebutuhan rumah di kampung halaman.

6.   Rela sakit karena terlalu rindu kampung halaman.
Kamu yang merantau saat liburan dan tidak bisa pulang kampung hanya bisa telponan dengan orangtuamu. Hanya suara yang dapat melampiaskan rasa rindu kamu sebagai anak rantau. Bahkan, sebagian besar anak rantau menjadi sakit karena terlalu merindukan kampung halaman. Namun, kamu hanya bisa menyembuhkan diri sendiri karena orangtuamu tidak ada disampingmu.

7.   Berharganya waktu di rumah, hanya kamu yang mengerti manfaatnya. Anak rantau merupakan orang yang bisa dihitung kapan pulang dalam setahun bahkan dalam tiga tahun. Nah, hanya kamulah sebagai anak rantau menghargai waktu di rumahmu. Karena, hanya kamu yang sanggup menangis dan menghapus air matamu sendiri saat rindu di daerah orang lain. Hanya kamu jugalah yang tahu bahwa perjuangan membutuhkan kerelaan untuk meninggalkan sementara kenyamanan paling berharga yakni suasana rumah.


Satu-satunya hal yang memotivasimu selama merantau ini adalah berjuang untuk kembali ke daerahmu. Seberapa susahnya dirimu, kamu paham kalau kamu pasti akan kembali.
posted by Mhyron Thapshec at 13.22 0 comments

CATATAN PERJUANGAN ANAK RANTAU

Pendidikan adalah hal yang harus diperjuangkan. Sekalipun, kamu harus memperjuangkan pendidikanmu itu ke tempat yang jauh. Kamu rela merantau ke daerah yang asing, yang tidak pernah kamu ketahui sebelumnya untuk menuntut masa depanmu. Meski berat, namun hal inilah yang menjadi nilai plus anak rantau.

1. Kamu sanggup berjuang, meski rindu orang tuamu.

Kamu harus bukan factor terpaksa untuk mandiri lebih awal dibandingkan teman-teman sebayamu. Karena di tempat yang baru, kamu harus memulai segala sesuatunya dari awal. Sendirian, kamu harus mencari tempat tinggal, mencari tempat makan yang ramah di kantong dan berkenalan dengan teman baru. Sisi survival-mu meski nggak ada orang tua di sisimu inilah yang menonjol. Meski tidak dipungkiri, kamu rindu dengan sifat orang tuamu.

2. Kamu berusaha menghapus air matamu demi tak merepotkan orang tua.

Kamu rela bertahan di tanah rantaumu padahal libur telah tiba, karena kamu tidak ingin membebankan keadaan ekonomi orang tua. Sebenarnya, kamu sadar orang tua tidak pernah melarangmu untuk pulang, karena mereka selalu berusaha mencari uang demi melihat anaknya. Namun, kamu berusaha untuk menghapus air mata mu dan berusaha untuk kuat demi tidak merepotkan orang tua.

3. Di saat orang lain bertemu keluarganya saat liburan, kamu berusaha untuk mencari kesibukan sendiri.

Liburan merupakan momen yang paling berharga untuk bertemu keluarga. Namun, pada umumnya tidak semua anak rantau bisa menikmati liburan. Kamu hanya bisa melampiaskan rasa rindumu dengan melihat foto keluarga. Selain itu, saat libur dan tidak bisa pulang kampung, kamu mencari kesibukan sendiri seperti mengerjakan skripsi, jalan-jalan, mendengar lagu daerah, bahkan naik motor mengelilingi daerah yang kau tuangkan nasibmu sendiri.

4. Bahkan ketika orang tua memasak makanan favoritmu, kamu tidak bisa pulang untuk mencicipinya.

Tidak bisa dipungkiri, orangtuamu terkadang juga memasak makanan favoritmu. Ingin sebenarnya kamu pulang dan menyantap makanan itu sambil bercanda dengan keluarga. Namun kamu tetap bertahan di daerah perantauanmu, untuk menyelesaikan pendidikanmu dan segera pulang ke rumah.

5. Skripsi tetap lanjut, kerjaan pun tetap lanjut, semua demi sebuah kesuksesan.

Merantau adalah pilihan untuk pendidikan yang terbaik. Semua itu dilaksanakan demi sebuah kesuksesan. Anak rantau rela tidak pulang kampung dan menahan rindunya demi sebuah kesuksesan yang membanggakan keluarga di kampung halaman. Saat liburan, kamu hanya bisa berjuang demi bisa pulang di lain waktu dengan berjanji menyelesaikan skripsi bahkan berjanji bekerja sebaik mungkin demi menghasilkan uang untuk membeli kebutuhan rumah di kampung halaman.

6. Rela sakit karena terlalu rindu kampung halaman.

Kamu yang merantau saat liburan dan tidak bisa pulang kampung hanya bisa telponan dengan orangtuamu. Hanya suara yang dapat melampiaskan rasa rindu kamu sebagai anak rantau. Bahkan, sebagian besar anak rantau menjadi sakit karena terlalu merindukan kampung halaman. Namun, kamu hanya bisa menyembuhkan diri sendiri karena orangtuamu tidak ada disampingmu.

7. Berharganya waktu di rumah, hanya kamu yang mengerti manfaatnya.

Anak rantau merupakan orang yang bisa dihitung kapan pulang dalam setahun bahkan dalam tiga tahun. Nah, hanya kamulah sebagai anak rantau menghargai waktu di rumahmu. Karena, hanya kamu yang sanggup menangis dan menghapus air matamu sendiri saat rindu di daerah orang lain. Hanya kamu jugalah yang tahu bahwa perjuangan membutuhkan kerelaan untuk meninggalkan sementara kenyamanan paling berharga yakni suasana rumah.

Satu-satunya hal yang memotivasimu selama merantau ini adalah berjuang untuk kembali ke daerahmu. Seberapa susahnya dirimu, kamu paham kalau kamu pasti akan kembali.
posted by Mhyron Thapshec at 13.22 0 comments

Rabu, 20 Juli 2016

CUKUP DENGAN DIAM

Aku diam bukan berarti bisu
Tidak menyapamu bukan berarti bosan
Serta mengacuhkanmu bukan berarti melupakan
Karena aku punya cerita perjuangan
Sebagaimana insan yang diberi suatu rasa
Yang ingin mengetahui dan diketahui,,

Perjuangan bukan di lisan
Maka tak harus diucapkan
Perjuangan bukan di mata
Maka tak harus menatap
Perjuangan bukan pada jemari lentik
Maka tak perlu menyentuh
Cukup dengan diam aku berjuang
Cukup dengan diam kutundukkan pandanganku
Cukup dengan diam kujaga suara-suara
Yang akan menghadang didepanku

Diamku sebagai tanda menjaga hati
Yang kutitipkan pada angan
Bukan kepada awan yang berlalulalang
Sebab diamku sebagai bukti perjuangan
Yang tak melebihi ambang batas
Diantara mimpi dan realitas

Jangan tanya seberapa besar rasa perjuangan itu
Tetapi bertanyalah seberapa besar kuatnya perjuangan
Agar tak terpengaruh oleh bayang-bayang sesat
Jangan tanya seberapa besar perjuangan ku
Tetapi bertanyalah seberapa tulus perjuangan ku
Agar bisa menjaga dan mewujudkan perjuangan itu
Maka ukirlah perjuangan dengan kemuliaan
Serta  rajutlah perjuangan yang kau mimpikan.
posted by Mhyron Thapshec at 14.44 0 comments

KEBOHONGAN

Apakah CINTA tak harus memiliki?
“ITU BOHONG"!!!
Karena semua orang ingin memiliki
Bahkan kadang merasa harus memiliki..

Dengan melihat orang yang dicintai bahagia
Apakah kita pun ingin bahagia?
“ITU JUGA BOHONG”!!!
Karena kita hanya pura-pura bahagia
Di saat hati kita merasa sakit
Janganlah membohongi kata hati
Karena itu mengajarkan kita
Untuk menjadi "MUNAFIK"

Hancur retak
Luluh lantak
Berkeping-keping
Tinggal puing
Tanpa kenangan
Yang akhirnya
Hanya penyesalan

Kini hitam menjadi putih
Yang ada hanyalah sedih
Mencoba menghujam telung hati
Sehingga jiwa hidup laksana mati

Aku mengerang seperti beruang
Menjerit menahan sakit
Disaat kau nenampar
Bunga mawar yang sedang mekar

Tak kuasa untuk menjauh
Tidak pula untuk menahan
Rasa yang semakin mendalam
Hingga rasa kian mencekam
Tapi kini Kau telah menempuh
Jalan kelam percintaan
Dan aku pun harus berjalan.
posted by Mhyron Thapshec at 13.28 0 comments

Sabtu, 16 Juli 2016

ZAMAN YANG KATANYA DEMOKRASI

Wajah yang diam-diam menjerit melengking
Air mata pun jatuh perlahan
Melolong dan bibir mengucap:
Tanah air kita satu
Bangsa kita satu
Bahasa kita satu
Bendera kita satu
Namun kini kita saling beradu

Tapi wahai saudara satu bendera, kenapa?
Kini ada sesuatu yang terasa jauh beda di antara kita?
Di lembah-lembah kusam pada pucuk tulang kersang
Serta otot linu mengerang mereka pancangkan koyak-moyak
Bendera hati dipijak ketidakpedulian pada saudara
Gerimis tak mampu menguncupkan kibarannya.
Lalu tanpa tangis mereka menyanyi
Padamu negeri
Kami berbakti
Padamu negeri
Kami mengabdi
Namun realitasnya penuh dengan diskriminasi

Kabut fajar menyusup dengan perlahan
Aku duduk diatas batu melelehkan air mata
Aku mohon tolong tuk hentikan
Tolong hentikan diskriminasi ini
Inikah yang kau katakan maju
Jika masih tertanam sikap diskriminasi
Yang membataskan kehormatan
Setiap bangsa dan agama
Mereka katakan ini adalah hak
Namun mereka telah mencemarkannya
Dengan tangan-tangan penuh dosa
Serta dengan senjata membinasa

Inikah? Zaman yang katanya demokrasi
Sementara hak-hak rakyat terus dikebiri
Inilah fakta dari sifat mereka
Yang selalu memandang serong
Terhadap bangsa sendiri
Mereka lupa atau berpura-pura bodoh
Ataukah mereka lupa siapa dirinya
Sehingga terjadi perbuatan diskriminasi 
posted by Mhyron Thapshec at 12.40 0 comments

Jumat, 15 Juli 2016

KEGELISAHAN

Gelap malam penuh kesunyian
Lamunan jauh menerawang ke angkasa
Membukakan pintu-pintu mimpi
Menyibakan tirai-tirai kegalauan jiwa
Bias keremangan memudarkan kasih dan kisah
Memutarkan hati menguak arti ilusi
Memudarkan beribu warni cahaya kehidupan
Membayang menjauh dari arah cinta

Katak merengek ikut meresah
Menggugah hati yang sedang gelisah
Air hujanpun menetes penuh duka
Membasahi bumi ikut bersedih

Gema kegundahan kini kian bertalu
Gemercik air melantun irama yang merdu
Perlahan hembusan angin membelai lembut
Gemerisik suara daun-daun menghibur
Membangkit menggugah kalbu
Yang sedang merana

Meliuk menari rumput yang ayu
Melambai perlahan seolah mengajak kita
Melepas duka menjemput cinta
Merayu bernyanyi kerinduan
Menyongsong esok akan kebahagiaan
posted by Mhyron Thapshec at 13.25 0 comments

Kamis, 14 Juli 2016

RENUNGAN

Malam ini begitu menerawang
Dibawah remang cahaya lampu kota
Bagaikan gelap tak kunjung terang
Manakala hati sedang gundah gulana
Menuntun suatu isyarat untuk memenuhi
Yang harus dilalui untuk diketahui

Mulailah untuk menjadi akhir
Akhirilah untuk memulai yang baru
Dengan tujuan yang pasti
Akan sebuah mimpi yang indah
Melalui maluri yang kita inginkan
Untuk sebuah ilusi tanpa polusi
Yang terjadi kelak dalam kelam
Dalam benak yang tertanam

Malam berganti pagi
Burung-burung pun bernyanyi
Orang-orang sibuk dengan aktivitas
Memulai dengan lembaran baru
Untuk tujuan yang pasti
Bukan imajinasi tanpa solusi

Jikalau terjadi hal-hal yang menghalang
Anggaplah itu hanya banyangan
Karena kita memiliki tujuan yang pasti
Maka halangan itu tak akan terhiraukan
Karena semakin jauh kita melangkah 
Semakin dekat menuntaskan dunia masa depan 
Yang jauh akan lebih baik
posted by Mhyron Thapshec at 13.35 0 comments

PERJALANAN KEBAHAGIAAN



Disaat hujan semakin deras
Kususuri jalan selangkah demi selangkah
Dan kuraba bajuku yang sudah kuyup
Terasa dingin udara menusuk
Merasuk kedalam jiwa yang hampa

Kucoba toleh kebelakang
Terlihat jelas roda sejarah membentang
Angin kencang. Percikan hujan, halilintar
Semuanya adalah terpaan kehidupan
Aku berharap reda akan tiba
Terang akan segera menjelma
Menjadikan hidup ini bermakna

Ketika kabut tersibak
Rembulan memancarkan sinarnya
Malam yang muram telah berlalu
Makna kegelapan menjadi tertampikan
Nur kebenaran adalah kebenderangan

Saat kepala makin merunduk
Kucium tanah bukti kehinaanku
Sebagai tanda Agungnya sang Khalik
Isak tangisan begitu lirih
Seirama kidung detak jantung
Air mata berderai tak tertahan
Mencapai kekhusukan semakin dalam

Hari demi hari terus berjalan
Pergantian waktupun tidak dapat dielakan
Perubahan adalah sebuah realitas
Yang harus kita dihadapi
Sebagai konsekwensi logis
Atas akhir dari setiap derap langkah

Paradigma hidup merupakan acuan
Dalam pengambilan sikap yang tepat dan bijak
Sebagai barometer dalam menjalani hidup
Menuju sebuah wujud misteri
Renungkan kembali tentang paradigma hidup
Tentang cita-cita yang tergantung di angkasa
Katakanlah kamu bisa untuk meraihnya
Kamu bisa untuk menjalaninya
Dalam menggapai semua mimpi-mimpi.
posted by Mhyron Thapshec at 11.46 0 comments

DIMENSI REALISTIS DAN METAFISIK

Aku adalah pejalan takdir duniawi
Merenda mimpi demi yang hakiki
Tiada lidah yang akan membohongi nurani
Dimana esok pagi adalah pasti akan kembali
Karena aku adalah pandangan mata burung
Selepas kicau tanpa selubung
Resapkan nilai tak akan  pernah murung

Aku adalah teduh sang awan
Yang menaungi disetiap bilik perasaan
Hingga sedemikian hari kan terjaga lisan
Alam ini seolah-olah tidak nyata
Seakan-akan dunia bayangan
Akan tetapi dunia ini punya dimensi
Dimensi lain yang imateri
Hanya rasa iman yang bisa menggapainya

Entahlah, memang alam ini serba aneh
Dengan pengamanannya sungguh ekslusive
Penjagaan yang begitu ekstra ketat
Serta dengan benteng yang begitu kokoh
Seakan beruratkan besi bertulangkan baja
Begitu susah menembus dunia ini

Hanya dengan akses yang tepat
Dan prasarat pasport yang lengkap
Barulah bisa memasukinya dengan aman
Ketika ada yang mencoba memaksa
Itu hanya mengakibatkan luka-luka
Seandainya memang bias
Maka hanya mengakibatkan sengsara

Jika merantau di dunia metafisik
Tanpa arah dan tujuan yang pasti
Itu hanya kehancuran buat si pemaksa
Siksa menjelma menggerogoti hidupnya
Hanya Tuhan-lah yang dapat menyembuhkannya
posted by Mhyron Thapshec at 11.08 0 comments

Rabu, 13 Juli 2016

INILAH AKU ADANYA


Ketika ku harus melangkah
Pergi meninggalkanmu
Namun, aku tak sanggup
Aku tak ingin jadi pecundang
Melepas masalah yang menghadang di antara kita


Tapi aku bukan malaikat
Yang senantiasa mampu menyelesaikan semua masalah
Yang menerpa disetiap nafasku
Yang menghadang ruang gerakku
Yang menghalang seluruh takdirku
Yang akhirnya meninggalkan  tangis dalam jiwa


Aku hanya sebuah tulang
Yang diselimuti sel-sel
Yang diciptakan sang Khalik
Yang tak seharusnya kau buat ku menangis
Menahan pilu yang terus tertekan
Ditengah orang-orang yang bahagia


Kita memang berbeda dalam pemikiran
Menjalani hidup yang lebih baik
Akan tetapi masalah ini 
Bukan cuma aku yang punya
Begitu pula dirimu
Karena aku punya cara yang berbeda
Begitu juga dirimu


Sekarang kita telah berpisah
Aku ingin jadi seperti diriku sendiri
Tak ingin dikekang 
Tak ingin diperbudak
Serta tak ingin mengeluh
Karena aku ingin seperti mereka yang bahagia

posted by Mhyron Thapshec at 14.28 0 comments

AKU DI PENGHUJUNG MALAM

Segelas kopi panas terhidang dalam perjamuan senyap

Telah pasang surut hingga setengah

Sebagian darinya menguap bersama kepul dan hembus

Tersesap dan melebur dalam anganku

Pekatnya seolah tak sedikitpun memberi ruang

Pada rembulan untuk membias kedalaman

Kecuali bayang yang nampak kabur


Pada langit tak berbintang, sejenak kutitip tatap

Lingkar sepasi rembulan yang tenang

Meratap sepi, mengaisi hamparan kosong tak pasti

Ukur antara aku yang terjeda spasi dan alam kenang

Bertandang seiring semilir cemburu kembang

Yang ingin membaur


Setengah gelas kubiarkan tak tersentuh ia semakin tersekap

Pada pergumulan pekat yang terus lekat

Sejenak sebelum terlanjur lelap

Kusisipkan renungan bersama sayu wajah rembulan

Yang sedang sibuk menarik awan


Meruba selimut di batas senjang

Perihal pekat, bukan semata sebab penyebab akibat

Kiranya lebih dari satu dua rangkai peristiwa

Seperti adaku yang terakumulasi masa lalu


Kenyataannya, waktu hanyalah detak menerus

Esok atau lusa, dalam ragam kemungkinan

Setengah gelas akan tenggelam ke dalam ampas

Membawa pekat lalu kering dan mengerak

Atau lenyap termakan gerimis magis pada esok

Yang tak selalu cerah
posted by Mhyron Thapshec at 11.26 0 comments

Senin, 11 Juli 2016

PAHITNYA HIDUP

Pahit getirnya hidup telah banyak ku lalui

Dalam setiap hembusan nafas dan deraian air mata

Semua itu telah melukiskan luka tersendiri

Dalam satu ruang di hati ini


 Kecewa, sakit, menahan setiap luka

Goresan itu telah melukai batin yang sudah cukup tersiksa ini

Semakin lama membuatku makin sakit dan sakit

Kini aku telah di rambah oleh keterasingan

Hidup dan kesengsaraannya

Semangatku telah patah Senyumanku telah pudar

Karena aku telah terjerat dalam sebuah kehidupan yang semu

Aku terjatuh di sebuah jurang kegelapan

Tersesat dalam jalan tak berujung

Serta tenggelam di tengah lautan tak bertepi

 Dingin dan sunyinya malam 


 Selalu menyudutkanku dalam tangis

Manis pahitnya hidup membuatku bimbang dan resah

Aku bener-benar terpuruk dalam keterpurukan yang panjang

Kesedihan memenuhi setiap anganku

Fikiranku di penuhi awan mendung yang gelap

Semakin lama semakin ku ingin menjauh, pergi, dan lari

Membawa setiap luka dan rasa kecewa

Namun aku tak mau terlalu lama di jajah oleh rasa pilu

Karena rasa itu telah menghancurkan harapan ini 


 Aku telah di dera oleh dinginnya angin malam

Yang menusuk ragaku

Aku di landa ketakutan kegelapan yang mencekam

Kini aku benar-benar merasakan pahitnya hidup

Sendiri dalam sebuah keterasingan

Yang menghadiakan sejuta luka kalbu

 Setiap ku mencoba tuk berdiri

Aku selalu di dudukkan oleh bayangan dunia kegelapan

Bayangan itu selalu melayang-layang di benak ini

Mengiringi setiap pijakan alangkah kaki dan detak jantung 


 Aku lemah langkahku gonta gantai

Merasakan tabir kehidupan ini

Alunan nada sendu selalu berdengung-dengung di pendengaranku

Tatapan kebencian selalu membayangiku dlm tangis

Kesunyian, kesendirian, dan kesedihanku

Telah menggagalkanku dalam mengarungi hidup ini

Aku kehilangan……………  
posted by Mhyron Thapshec at 10.33 0 comments