Antara Khayalan Dan kenyataan Dalam Hidup Menuju Kehidupan

Senin, 24 Juli 2017

TUHAN TELAH MATI DALAM DIRIMU


Berawal dari merangkak hingga berdiri tegak, kita telah banyak melewati suka-duka kehidupan. Kejadian demi kejadian yang dilalui cukup memberi pelajaran. Namun kesemuanya belumlah cukup dan terasa jauh dari harapan.

Kalimat kontemplasi (perenungan) ini perlu di bedah dan di telaah. Sebab, itulah diharapkan agar kita membuka pintu hati dan merenungkan segala kehilafan dan ketidakarahan yang selama ini berdiam diri, hingga menuntun hati dan pikiran ke lembah-lembah hitam.

Akibat ketidakaruan inilah manusia terbiasa menutup mata dan bungkam begitu saja. Sebab inilah insan manusia  tumbuh dengan berbagai corak kepribadian yang berbeda.

Sejarah manusia mengalami reinance pada abad tertentu, dimana pada massa itu manusia mencoba keluar dari suatu pembodahan,  mencoba melepaskan suatu proses pemasungan kreatifitas, melarikan diri dari perbudakan untuk kemerdekaan diri. Peradaban demi peradaban diharapkan mampu menuju suatu tujuan peradaban yang jauh lebih baik.

Akan tetapi berbeda degan realitanya. Awan hitam terus menyelumuti bumi, ritual hitam para pemuja-pemuja kekuasaan tak terkalahkan! Mereka berhasil menciptakan moderniasi dengan dalih kemajuan jaman,  akibatnya manusia mengalami dekandensi moralitas secara besar-besaran.

 Kita telanjang diawal kehidupan, berjaya di perjalanan dan berakhir dengan kehancuran. Itulah garis yang disiratkan.

Sang Khalik memberi cahaya, agar manusia ingat perjanjiannya, perjanjian yang tak disanggupi alam bahkan malaikat sekalipun, tapi mengapa kita lupa?. Entahlah, kini kita di ambang kehancuran sebab dunia dan isinya hanyalah pemikiran manusia.

Secercah cerita penciptaan yang harus di ingat!. Ingat bahwa kita dikhendaki dari Tanah yang sama. Terlahir dari rahim Ibu yang bebeda. Dan yang bebeda untuk tujuan yg sama.

Ku ingin bercerita dan  terus merangkai kata demi kata diatas kertas. Kertas yang dinodai oleh kedua jari yang terus bercinta tuk melahirkan  catatan kritis nan indah.  Catatan-catatan tentang generasi muda di negeri ini.

Kekinian, istilah yang kian melekat kuat didalam diri manusia,  tidak mengenal batas waktu,  tidak mengenal usia, dimana yg muda dan yang tua sama saja! Gampang perpikir liberal sulit berpikir realistis. Pemikiran Liberal namanya, pemikiran yang cukup bebas dan sporadis.

Apapun namanya,  apapun alasannya era cyberspace, globalisasi, Harta, Tahta, Kekuasaan, lifestyle ataupun shock culture budaya ikut2an  yg menjadi jasad Kekinian, Bukanlah suatu alasan kita utk tunduk ke pemikiran ini.

Tak henti-hentinya invansi dilakukan, kini mindset kita juga diserang. Sadar ataupun tidak sama sekali!, kita telah lama berada pada keadaan yang cukup sulit utk menghadapi tantangan jaman. Lakon terus dimainkan, dewasa ini yang kaya lebih kaya, yang miskin memaksakan kaya. Sungguh miris dalam paksaan, memaksa menyesuaikan jaman. Rusak akalnya, Rusak moralnya sirna keimaannya!

Kaminya yang dulu primitif lalu mengglobal, kata mereka inilah tuntutan jaman. Jaman yang mengebiri tatanan islam, Alasan inilah yang kutakutkan.......

Kata Mba Lara, untuk kami hidup ini cukup mengikuti langkah, sebab langkah meninggalkan jejak. Disana ada kehidupan yang tak dijanjikan, tapi kami menyulamnya.

Entahlah ini kata mereka, itu kehiduapan mereka. Bagaimana dengan Kita? Tanyalah pada Rumput yang bergoyang....

Sebuah catatan kritis yang liar
_________
Faisal DJKao, 25 Juli 2017
posted by Mhyron Thapshec at 10.08

2 Comments:

Thank u. Meskipun masih bnyak yg hrus diperbaiki 👍👏😊

24 Juli 2017 pukul 10.42  

Sama" bro, Thank"s juga telah menyumbangkan tulisannya,,!!!

24 Juli 2017 pukul 12.39  

Posting Komentar

<< Home