Antara Khayalan Dan kenyataan Dalam Hidup Menuju Kehidupan

Sabtu, 16 Juli 2016

ZAMAN YANG KATANYA DEMOKRASI

Wajah yang diam-diam menjerit melengking
Air mata pun jatuh perlahan
Melolong dan bibir mengucap:
Tanah air kita satu
Bangsa kita satu
Bahasa kita satu
Bendera kita satu
Namun kini kita saling beradu

Tapi wahai saudara satu bendera, kenapa?
Kini ada sesuatu yang terasa jauh beda di antara kita?
Di lembah-lembah kusam pada pucuk tulang kersang
Serta otot linu mengerang mereka pancangkan koyak-moyak
Bendera hati dipijak ketidakpedulian pada saudara
Gerimis tak mampu menguncupkan kibarannya.
Lalu tanpa tangis mereka menyanyi
Padamu negeri
Kami berbakti
Padamu negeri
Kami mengabdi
Namun realitasnya penuh dengan diskriminasi

Kabut fajar menyusup dengan perlahan
Aku duduk diatas batu melelehkan air mata
Aku mohon tolong tuk hentikan
Tolong hentikan diskriminasi ini
Inikah yang kau katakan maju
Jika masih tertanam sikap diskriminasi
Yang membataskan kehormatan
Setiap bangsa dan agama
Mereka katakan ini adalah hak
Namun mereka telah mencemarkannya
Dengan tangan-tangan penuh dosa
Serta dengan senjata membinasa

Inikah? Zaman yang katanya demokrasi
Sementara hak-hak rakyat terus dikebiri
Inilah fakta dari sifat mereka
Yang selalu memandang serong
Terhadap bangsa sendiri
Mereka lupa atau berpura-pura bodoh
Ataukah mereka lupa siapa dirinya
Sehingga terjadi perbuatan diskriminasi 
posted by Mhyron Thapshec at 12.40

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home