Antara Khayalan Dan kenyataan Dalam Hidup Menuju Kehidupan
Rabu, 13 Juli 2016
AKU DI PENGHUJUNG MALAM
Telah pasang surut hingga setengah
Sebagian darinya menguap bersama kepul dan hembus
Tersesap dan melebur dalam anganku
Pekatnya seolah tak sedikitpun memberi ruang
Pada rembulan untuk membias kedalaman
Kecuali bayang yang nampak kabur
Pada langit tak berbintang, sejenak kutitip tatap
Lingkar sepasi rembulan yang tenang
Meratap sepi, mengaisi hamparan kosong tak pasti
Ukur antara aku yang terjeda spasi dan alam kenang
Bertandang seiring semilir cemburu kembang
Yang ingin membaur
Setengah gelas kubiarkan tak tersentuh ia semakin tersekap
Pada pergumulan pekat yang terus lekat
Sejenak sebelum terlanjur lelap
Kusisipkan renungan bersama sayu wajah rembulan
Yang sedang sibuk menarik awan
Meruba selimut di batas senjang
Perihal pekat, bukan semata sebab penyebab akibat
Kiranya lebih dari satu dua rangkai peristiwa
Seperti adaku yang terakumulasi masa lalu
Kenyataannya, waktu hanyalah detak menerus
Esok atau lusa, dalam ragam kemungkinan
Setengah gelas akan tenggelam ke dalam ampas
Membawa pekat lalu kering dan mengerak
Atau lenyap termakan gerimis magis pada esok
Yang tak selalu cerah
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home