Antara Khayalan Dan kenyataan Dalam Hidup Menuju Kehidupan

Rabu, 13 Juli 2016

AKU DI PENGHUJUNG MALAM

Segelas kopi panas terhidang dalam perjamuan senyap

Telah pasang surut hingga setengah

Sebagian darinya menguap bersama kepul dan hembus

Tersesap dan melebur dalam anganku

Pekatnya seolah tak sedikitpun memberi ruang

Pada rembulan untuk membias kedalaman

Kecuali bayang yang nampak kabur


Pada langit tak berbintang, sejenak kutitip tatap

Lingkar sepasi rembulan yang tenang

Meratap sepi, mengaisi hamparan kosong tak pasti

Ukur antara aku yang terjeda spasi dan alam kenang

Bertandang seiring semilir cemburu kembang

Yang ingin membaur


Setengah gelas kubiarkan tak tersentuh ia semakin tersekap

Pada pergumulan pekat yang terus lekat

Sejenak sebelum terlanjur lelap

Kusisipkan renungan bersama sayu wajah rembulan

Yang sedang sibuk menarik awan


Meruba selimut di batas senjang

Perihal pekat, bukan semata sebab penyebab akibat

Kiranya lebih dari satu dua rangkai peristiwa

Seperti adaku yang terakumulasi masa lalu


Kenyataannya, waktu hanyalah detak menerus

Esok atau lusa, dalam ragam kemungkinan

Setengah gelas akan tenggelam ke dalam ampas

Membawa pekat lalu kering dan mengerak

Atau lenyap termakan gerimis magis pada esok

Yang tak selalu cerah
posted by Mhyron Thapshec at 11.26

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home