Antara Khayalan Dan kenyataan Dalam Hidup Menuju Kehidupan

Rabu, 08 Juli 2009

CINTA DALAM PERSAHABATAN


  Persahabatan adalah awal lahirnya sebuah rasa, Persahabatan adalah awal dari kisah ini, Ingatlah cinta sejati biasanya timbul karena adanya persahabatan

Persahabatan adalah Rasa
Haaahhhh.....Ternyata udah lama juga aku gak posting tulisan disini....dan kali ini aku ingin lanjutan postingku beberapa waktu yang lalu, posting yg tidak berbobot dan bolak-balik....hehehhe,..buat para blogger mania,...pasti tetap bertanya-tanya sebenarnya apa yg mau aku tulis dalam blogger cinta sahabat pena ini,..sejujurnya sampai detik ini, sengaja aku gak memberitau dulu agar apa yang aku tulis nantinya gak basi dan bukan hasil jiplakan alias copypaste dari website lain,......dan seandainya para blogger mania masih penasaran, aku harap tetap bersabar, harapku tulisan ini nantinya bisa menjadikan sebuah kejutan bagi aku dan blogger mania secara umum....dan untuk menghilangkan sedikit rasa penasaran para sahabat...oke...tulisanku ini sebenarnya adalah sebuah Novel pengalaman pribadi....****...yg hampir 10 tahun ini masih belum terkontakminasi dengan karya-karya novelis lain oleh sebab itu aku selalu mempertimbangkan dan selalu membaca novel2 baru yang sempat best seller maupun yang gak,...dan ternyata...dari judul dan isinya sangat berbeda,....dan harapanku ketika aku mulai mempublikasikan tulisanku ini nantinya,...gak ada yang sama dengan novel yg udah keluar maupun yg masih menjadi inspirasi novelis lain,...oke sebelumnya bagi para netter yg sempat singgah di blogku...Thank's...
Persahabatan & Cinta ??
Mungkin persahabatan akan merusak sebuah hubungan cinta ? Mungkinkah sebuah cinta akan hancur oleh pesahabatan ? walah kok pertanyaanya bolak-balik..?...coba dech kita pikirkan, apa benar hal itu bisa terjadi..? lo..lo..lo kok malah pertanyaan yang gak berbobot lagi..?...
jangan berpikir penulis lagi bingung...dijamin gak ding, penulis hanya ingin membuat anda-anda semua berpikir apa sebenarnya yang ingin penulis sampaikan...? wah kok berputar-putar mulu..?...hehehe...untuk saat ini penulis sengaja menulis kalimat yang gak berbobot seperti itu..menurut orang yang gak ngerti kalee..?...coba dech berpikir lagi...ntar diposting berikutnya anda akan tau apa rahasia yang ingin penulis diskusikan dengan anda, ingat persahabatan & cinta adalah hal utama dari pertanyaan dan rahasia yang bola-balik ini...tunggu aja yach...see you...
Pernahkah kita tau apa sebenarya persahabatan itu..? secara gamblang aku mengartikannya bahwa persahabatan itu adalah satu ikatan batin yang tulus tanpa kebohongan dan saling merasa membutuhkan satu sama lainnya.
Dalam Kehidupan sehari-hari, kita pasti memiliki yang namanya seorang sahabat,...dan aku yakin kita bisa membedakan siapa yang disebut sahabat,.....siapa yang sebut sebagai teman, dan siapa yang kita sebut sebagai musuh. semuanya itu hanya kita pribadi yang bisa menjawabnya,....
Persahabatan, merupakan sebuah anugerah dalam hidup ini, ia tidak mengenal tempat, ruang dan waktu....namun terkadang kita salah mengartikannya...terutama dalam perihal cinta....pernahkan kita menyamakan sahabat itu sebagai cinta kita..? pernahkah kita mengatakan bahwa cinta itu adalah persahabat? aku yakin kalimat terakhir ini hanya kita dengar di film-film hindi yang mengeringkan bokong kita selama hampir lebih 4 jam duduk menghadap layar tradisional.
Tapi coba kita berpikir sejenak...benarkan Cinta itu adalah persahabatan ?...
Secara pribadi aku sedikit setuju dengan kalimat itu, Cinta adalah persahabatan...ya...dalam menjalin sebuah hubungan cinta dengan lawan jenis kita, pasti ada tahapan-tahapan...nah proses awal ini jika kita tilik lebih dalam adalah sebuah proses pembentukan tali persahabatan...sehingga tidak salah jika kita simpulkan cinta adalah persahabatan,...
Namun tidak semua cinta dan persahabatan itu bisa kita asumsi secara real seperti diatas, walaupun lamban laun ia juga akan mengarah kesana tapi melalui proses yang jauh berbeda dari yang disebutkan diatas,...misalkan kita dijodohkan oleh orangtua....Proses seperti ini tidak sesuai dengan teori cinta adalah persahabatan apalagi klo langsung disuruh menikah..wah berabe deh emangnya jaman baholak pakek jodoh-jodohan...tapi lamban laun teori tadi dengan sendirinya akan fleksibel tanpa kita sadari...oleh sebab itu,...jika kita jeli mengenai makna sebenarnya dari cinta dan persahabatan itu, aku yakin dalam kehidupan selanjutnya kita akan mampu memilah sesuatu untuk menggapai masa yang lebih baik.....?
 Ketika aku duduk di kelas 3 SMP N 2 TERNATE, aku punya kelompok belajar. Jumlah anggotanya delapan orang: Fanny, Mae, Ai, Lisda, Wahyu, Aditya, Evo dan aku sendiri. Wahyu dan Aditya selalu berada posisi lima besar nilai rapot tertinggi sejak kelas satu. Evo, siswa baru di kelas tiga yang baru pindah dari Padang sangat mahir dalam pelajaran hitungan. Fanny aktif di PMR. Mae dan Lisda pengurus inti ekskul Pramuka. Ai yang bertubuh kecil periang dan murah senyum. Kami sering berkumpul sepulang sekolah untuk mengerjakan tugas dari guru atau pun sekedar bersantai di rumah salah seorang anggota.
  Kelompok ini bukan sengaja dibentuk. Guru mata pelajaran tertentu sering minta siswa membentuk kelompok untuk menyelesaikan tugas. Anggotanya tak boleh lebih dari delapan orang. Karena merasa cocok, setiap kali ada perintah membuat kelompok kami berdelapan langsung mengajukan diri untuk jadi satu kelompok. Secara bergantian kami menggilir belajar kelompok di rumah setiap anggota. 
  Kegiatan belajar selalu diiringi dengan makan-makan seperti rujakan, ngebakso, ngemil, pokoknya kenyang. Melalui kelompok belajar inilah, aku cukup terbantu dalam memahami bahasa Ternate. Lima orang diantara kami kami aktif menggunakan bahasa Ternate dalam berkomunikasi. Fanny, yang orang tuanya berasal dari Tidore, meskipun menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan cukup mengerti bahasa Ternate. Hanya aku dan Evo yang terkadang harus berusaha memahami, mereka sedang ngomong apa, sih?
  Seiring waktu, kedekatan terus terjalin diantara kami. Aku yang baru melek soal hubungan lawan jenis, tidak menyadari benih-benih cinta muncul pada beberapa orang di antara kami. Tanpa tahu kapan, bagaimana dan siapa dulu yang menyatakan perasaannya, Wahyu dan Lisda sudah pacaran! 
  Ketika Wahyu dan Lisda jadian, kami sudah selesai Ebtanas (sekarang UN). Tidak ada belajar kelompok lagi. Aktivitas kami lebih banyak untuk mengurus surat-surat pendaftaran SMA yang sesuai dengan NEM kami. Kami meraih NEM yang berbeda-beda. Wahyu dan Evo masuk ke jajaran peraih nilai tertinggi di sekolah. Nilaiku, Lisda dan Aditya, boleh dikatakan lumayan, bisa mendaftar di SMA yang cukup favotrit yaitu di SMA N 5 Ternate. Sedangkan Fanny, Mae dan Air harus berpuas diri dengan mengantongi nilai pas-pasan. Saat itu aku tidak berusaha mencari tahu, apa yang menyebabkan nilai kami bisa berbeda-beda. Yang menarik perhatianku, Wahyu dan Lidsa semakin sering terlihat berdua. Datang dan pulang sekolah berdua, mengurus ini-itu bersama-sama. Kerap kudapati tatap iri dari para siswi yang melihat keakraban mereka. Lisda berambut panjang dan lumayan manis untuk ukuran gadis remaja. Sedangkan Wahyu wajahnya biasa tetapi punya postur tubuh tegap dan ideal untuk ukuran cowok remaja. Wahyu santun dan cerdas. Mungkin itu nilai lebih yang membuatnya cukup populer di kalangan gadis-gadis puber.
  Wajah wahyu dan Lisda semakin cerah ketika pengumuman dari beberapa SMA tiba. Meskipun kecewa tetap berusaha menampilkan wajah ceria. Hari berikutnya, Fanny kutemukan dengan penampilan yang cukup berantakan. Wajahnya merah, matanya sembab, senyumnya lenyap seperti orang yang berduka karena kehilangan anggota keluarga. Fanny juga menolak ikut acara perpisahan wisata ke Pantai Sulamadaha, meskipun kami semua ikut. Setelah wisata perpisahan usai, aku baru mendengar kabar miring: Fanny sebenarnya menyukai Wahyu juga. Fanny mundur teratur setelah tahu Wahyu jadian dengan Lisda, dan semakin sulit ditemui setelah kebersamaan pasangan baru dari kelompok belajar kami itu.  
  Beberapa bulan kemudian, seragam putih biru kami berubah jadi putih abu-abu. Beberapa kali dalam satu bulan kami masih menyempatkan diri untuk berkumpul, bercerita tentang keadaan sekolah kami masing-masing. Hubungan Wahyu dan Lisda masih terlihat baik-baik saja. Aku sering melihat mereka berdua di dekat terminal Gama lama saat pergi sekolah. Keduanya memang tinggal di kecamatan yang sama. Di luar itu, seperti apa hubungan Wahyu dan Lisda aku tidak begitu tahu dan tak ingin tahu. 
  Menginjak kelas dua aku pindah ke Bandung tanpa sempat mengabarkan berita kepindahanku pada anggota kelompok belajarku. Hanya Lisda yang sempat kuberi tahu, karena di kelas 1 SMA kami aktif di ekstrakulikuler yang sama. Setelah di Bandung beberapa kali surat Lisda datang, tetapi itu tak bertahan lama. Surat, kartu-kartu ucapan juga foto-foto di SMP terendam air saat rumahku kebanjiran. Aku lupa menyelamatkan benda-benda itu. Saat kutemukan lagi, surat, kartu dan foto itu sudah menghitam. Aku terpaksa membuangnya. 
  Meskipun benda-benda kenangang telah hilang, wajah sembab Fanny dan matanya yang bengkak selalu membayangiku. Di SMA aku mulai berhati-hati dalam menjalin persahabatan dengan lawan jenis. Aku sangat menjaga jarak jika ada seseorang yang menunjukkan sikap akrab berlebihan, suka tiba-tiba duduk di samping atau senyum malu-malu penuh makna misalnya. Memang terkesan GR, tetapi semakin sering kutemukan orang-orang yang dulunya akrab berteman, lalu pacaran, tidak lama kemudian putus hubungan, terlihat seperti musuh jika bertemu. Aku tidak ingin seperti itu. Kalau pun cinta harus ada dalam persahabatan, biarlah perasaan itu mengendap dulu dan muncul ke permukaan saat waktu dan tempatnya sudah tepat. 
  Kembali ke Ternate delapan tahun kemudian, aku terkenang teman-teman kelompok belajarku. Seperti apa rupa mereka menjelang dewasa? Apakah hubungan asmara Wahyu-Lisda bertahan lama? Kabar terakhir yang kudengar dari Silmi, teman kuliahku yang berasal dari SMA N 5 Ternate adalah kabar duka. Aditya meninggal dunia akibat kecelakaan motor. Kabar yang lainnya aku tidak tahu dan malas untuk tahu. Wajah Fanny yang sembab, senyumnya yang lenyap selalu mengingatkan aku resiko cinta yang dinyatakan dalam sebuah persahabatan.
IndahNYA hidup ini, ketika ada cinta di sana. Sobat-sobat yang mengasihi, menghadirkan keindahan itu. Melalui ekspresi merdeka, dalam eratnya hubungan untuk membangun kegairahan, mewujudkan harapan melalui kesehatian, hadirlah SOBAT. 
SOBAT, menampilkan lima anak muda yang energik, dengan lagu-lagunya yang bernuansa dinamis. Mengumandangkan perasaan yang romantis, layaknya seperti ungkapan seorang kekasih yang sedang jatuh cinta. Inilah dinamika perasaan anak muda yang kadang berada di atas awan impian, dan kedalaman emosi akan apa yang dirasakan.

   




posted by Mhyron Thapshec at 02.04

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home