Antara Khayalan Dan kenyataan Dalam Hidup Menuju Kehidupan

Kamis, 18 Juni 2009

KUMPULAN PUISI MHYRON

HANYA AKU YANG AKU

Kini aku adalah aku yang bukan aku
Yang tak lagi kukenal, 
Yang tak bias lagi ku sangkal
Harapan dan kenyataan tak mampu satu
Sisakan aku, hanya aku yang bukan aku

Aku yang bukan aku mencoba menjadi aku yang aku
Aku menjadi asing oleh waktu,
Dan luka oleh langkahku.

Hatiku kelu mencari tahu
Tapi angin masih saja mendesakku,
Dan malam tak bosan-bosannya menceraku oleh masa lalu yang menjadi selimutku

Menjadi aku yang bukan aku bukanlah mauku
Hanya aku yang aku.




BUKAN AKU 

Rasa sakit itu bukan dari nafasku
Tidak juga dari pancaranku
Kumal pakaianmu bukan karenana rampasan tanganku,
Pun karena gerakan liarku

Bukan aku yang menghianatimu
Hinngga luluh harapanmu
Bukan aku yang memaksamu
Hingga kau terlena di atas altar purnama

Kau sendiri
Yang membuanng harapan dan cita-citamu
Dengan senyum iblis itu, liukkan itu
Dalam balutan tipis yang membuka surge dirimu
Hinngga tergambar semua elok fanamu

Sekali lagi…..
Bukan aku yang menghacurkan harapanmu
Bukan aku yang menghalang masa depanmu

Bukan aku




AKU BUKAN MEREKA YANG MEMBENCI MA
TI


Aku bukan mereka yang kehilangan sunyi
Selalu sigap mendekap harap yang pengap
Melucuti leluka menimangnimang sukma
Siapa engkau, Tanyaku
Di sebilah detik dari sebalik pagi

Lihatlah cinta yang meruah di semesta
Lihatlah rindu yang melayah di alam raya

Enngkaukah yang menunggu di persimpangan
Dengan keranda dan tangisan perpisahan, tanyaku
Dari jantung reragu dan ampela derita

Sungguh, aku lupa bagaimana rasanya ketakutan
Belum aku menyerah, sumpahku
Pada darahmerah darah putih dan segala jenis darah

Sungguh, inikah dinding segalah pinta
Ataukah jembatan menuju cinta?

Aku buka mereka yang membenci mati
Di keningku telah kupahat, selamat datang malaikat,.
Aku menyambut maut dengan senyum yang terindah





BUKAN DARI HATI


Semenjak kau pergi
Hidupku kosong
Asaku hilang
Aku tak bias seperti dulu lagi

Senyum yang kau tunjukan
Hangatnya pelukmu
Kata-kata manis yang kau bisikkan
Itu yang membuatku mampu menulis

Tapi kini aku tak bias lagi
Tak ada yang kurasa
Entah ini dapat disebut puisi
Yang pasti tanpa perasaan

Ini..
Hanyalah ranngkaian kata
Yang tertulis
Dan bukan dari lubuk hati.




SENYUMMU RASA SAKIT TERSEMBUNYI !!!!!


Aku mengamati paras
Dalam kesempurnaanmu yang mencapai batas
Gurat Tanya mengukir jelas

Dlam rapahmu…….
Dalam tenangmu Kau misteri
Senyummu rasa sakit tersembunyi
Acuhmu sekedar dustai nurani

Diiringi degup dada yang bringas
Tatapmu melukis pias
Mencabikku dengan keras

Hadirkupun menyimpan misteri
Ketulusankku perwujudan r esah hati
Rumahku pelampiasan rasa peduli

Percuma kita berlari sejauh mungkin
Berhadapanpun takkan terasa dekat
Kenapa…???

Aku yang tegarpun tersungkur tanpa ampun
Jangan Tanya !
Jangan bicara !
Jangan meminta !
Lalu….semuanya berlalu begittu saja….

BUNUH AKU DENGAN TANGAN ITU


Mungkin ketulusan ini tak berarti baginya..
Tapi bagiku ini adalah separuh dari nafas hidupku…
Mungkin saja…..
Aku telah dibutahkan oleh cinta
Hingga apa yang dilakukannya tak pernah membuatku marah…
Aku mungkin terluka…

Lelah sudah aku kini…
Hingga ingin aku lupakan cinta itu…
Tapi, semua terlalu berat…
Cinta itu telah menyatu dan mengalir dalam darhku…

Kau…!!!
Bunuhlah aku tuk hapuskan cinta itu…
Tapi satu syaratku…
Bunuh aku dengan tangan itu…


MATI AKU

Mimpiku mulai mongering karena semilir takdir,
Jiwa terhempas
Asa terputus
Ketika
Aku
Itu
Masaku

Kematian begitu cepat dalam pelukan ibu.
Kuingatrahim, tapi bukan mauku.
Tak juga sesal
Apalagi pergi dari ajal

Aku sekedar
Ingin keadilan

Juga kuundang dirimu
Saat kematian terpaksa menjadi jalanku.





MATIKAN AKU DALAM HATIMU YANG BEKU


Terantuk aku pada sebuah batu tajam 
Menghamtam haru biru dalam samudera
Mengintip dalam celah
Garis lurus sinar senja sore…

Merah merona menerpa kulit tipis……
Matikan aku dalam hatimu yang kaku
Tikam aku dalam setiap pijakan masa depanmmu

Aku disini
Menari bersama hujan
Juga angin malam
Tertawa dalam kehampaan yang telah mengkarat….

Tersenyum manis mengharap sebuah sinar
Di ufuk timur laut
Di antar kelam mencekam
Matikan aku dalam hatimu yang beku.




CINTA INI TAK AKAN BERAKHIR HINGNGA HARAPAN TERAKHIR


Inilah harpan dalam keraguan
Tersandar lelah dalam lamunan
Bila cinta sejati hanya impian tak semanis yang diungkapkan
Ketulusan hati ini tak akan mampu lagi bertahan
Hanya kebodohan terdiam menunggu kepastian

Hari itu gerimis duka datang
Membungkam rasa buat hatiku melayang
Aku ingin engkau membawaku terbang

Tak perlu ragu pada diriku
Jika kini aku tahu, engkau pun mencintaiku
Aku hanya pria yang menunggu keteguhan hatimu


Aku harap engkau tak akan tergoda rasa cinta yang engkau beri dengan terpaksa
Jujurlah kasih, biar kita hadapi bersama
Tak perlu takut mencinta
Bila dirimu telah temukan cinta yang sebenarnya

Aku tak ingin mengulangi kesalahan dulu
Dan aku tak tak ingin cinta ini aku relakan lagi pada hati yang lain
Cukup sudah ini semua
Karena aku yakin, engkaulah yang aku cari selama ini

Aku hanya menunggu waktu berbelas kasih pada cintaku
Aku berharap dirimu tidak salah memilih
Karena aku di sini tak bias apa-apa
Aku hanya berharap pada keyakinan hatimu padaku
Hanya padaku.


Label:

posted by Mhyron Thapshec at 08.15

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home