Antara Khayalan Dan kenyataan Dalam Hidup Menuju Kehidupan

Senin, 21 Maret 2011

( refleksi kebersamaan )

{Kali Cio Dalam}

Teluk Morotai 9 Hari yang lalu…pukul 9 malam lewat sedikit kurasakan angin berhenti berdesir disekitarku saat kuungkapkan aku sayang kamu apa adanya…Kuingin kau jadi milikku untuk 8 harimu yg tersisa di kota kecil itu.
Morotai Selatan Barat…tempatku melarikan diri dari kenyataan..menyepi..mencari arti diri setelah dalamku tenggelam di lautan permainan hidup…justru mengajarkanku mengerti kalau aku membutuhkan sosok sepertimu. Allah memang Maha Baik…kau hadir dihadapanku utuh dengan hatimu…Allah juga sangat bijak dengan memberiku kesempatan untuk sedikit lebih berani membuat keputusan untuk mencintaimu. Tulus.
31 Februari 01..16.30..ujian pertamaku saat melepasmu. pembicaran singkat saat berpisah bikin aku kuat…the Best for you is the best for me…kulanjutkan kalimat yang kau lontarkan dengan menyusulmu ke Gorontalo dan melepaskan semua yang “mereka” anggap masa depan buatku.
Tidak.
Mereka Salah.
Kaulah masa depan itu.
Keputusanku terbukti benar saat ini.
Kita jalani hari-hari bersama tenang dan badainya danau kecil yang kita buat. Berusaha mempertahankan perahu sederhana buatan kita yang kita bentuk dari keyakinan kalau kita bisa melewati semuanya.
Sempat aku gamang. Sempat juga kau berfikir untuk berhenti. Tetapi kekuatan lembut dari jiwa kita mengabaikan semua perbedaan dan pertengkaran yang ada. Ombak ini tidak cukup kuat untuk menghancurkan bahtera buatan kita. karena bahtera ini berisikan Bismillah dan Insya Allah. Karena perahu ini adalah perahu yang kita sayangi sepenuh niat dan hati.
Takdir.
Maret 11 sempat kutinggalkan kau tapi aku tak jauh. Ku uji diriku dan dirimu dalam ujian kesetiaan dan ujian seberapa besar rasa yang kita punya. Langkahku ternyata begitu oleng tanpamu. Kosong jiwaku menemani tanpa sosokmu. lalu kutahu kau juga begitu…jauh ini terasa menyakitkan…
Maret 11 kuucapakn kalimat sakti itu dengan kebesaran jiwa dan atas ijin Sang Penguasa kata-kata…”Bersamalah denganku”…dan kau diam bersama getar rasamu saat itu. Kau mau. Aku juga tak bisa bertahan lebih lama lagi…
5 Maret 11…kuletakkan ibu jariku di jidat tengah diantara kedua matamu…aku menangis…melihatmu dan sadar kalau aku tak mau kita jauh lagi…Terima kasih untuk menjadi kekasih jiwaku.
Kejutan.
Kau beriku banyak kata itu sepanjang waktuku bersamamu hingga saat ini. Dua tahun kita di uji sabar tanpa “orang ketiga”…lalu ketika kita sabar dan tawakkal…Iezqu hadir sebagai buah kesabaran kita.
” MENITI HARI, MENITI WAKTU..
MEMBELAH LANGIT, BELAH SAMUDERA..
IKHLASLAH SAYANG, KUKIRIM KEMBANG…
KAU CINTAKU..KAU CINTAKU…
KUTITIPKAN SEMUA YANG KUTINGGALKAN
KAU JAGALAH APA YANG MESTI KAU JAGA
PERMATAKU
AKU PERCAYA PADAMU”
Teima kasih Ya Allah untuk nafas dan keyakinan dariMu…

Label:

posted by Mhyron Thapshec at 05.35

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home