Antara Khayalan Dan kenyataan Dalam Hidup Menuju Kehidupan

Jumat, 12 November 2010

Selepas Mimpi



aku bertemu denganmu
pada mimpiku malam ini
kau sambut aku dengan senyuman
seperti biasanya

aku hampiri dirimu
duduk di sampingmu
menyapa engkau yang kurindukan
menghapus semua kegundahan

namun tak ada sepatah katamu
membalas ucapanku yang belum habis
engkau hanya tersenyum
sambil matamu melihatku

engkau mendengarkan dengan teliti
setiap kata yang kuucapkan
pandanganmu hanya padaku
bisa kusadari itu

kupegang tanganmu erat
kau genggam juga tanganku
aku tahu engkau juga merindu
sama sepertiku

aku memelukmu dengan segala rindu
engkau jatuhkan air mata di bahuku
tanganku tak melepasmu
terus memeluk hingga lama

engkau tak juga bicara
masih saja tersenyum kepadaku
air matamu pun belum terhapus
sementara matamu terus memandangku

seakan kau tak rela melepas aku
terus saja kau pandangi
diri ini yang merindukanmu
namun mengapa kau tak bicara

walaupun engkau tersenyum
namun kutahu engkau bersedih
karena air matamu
tak terbendung mengalir

kuhapus air mata di wajahmu
sementara engkau masih saja tersenyum
apa yang kau pandangi pada diri ini
seakan begitu istimewa aku

mungkinkah bahasamu tak lagi kumengerti
sehingga engkau enggan bicara padaku
aku masih saja menunggu
sepatah kata darimu

tak juga kau bicara
hanya matamu terus memandangku
melihatku dengan begitu dalam
seolah kita tak akan bertemu lagi

hembusan angin begitu kencang
hapuskan pandanganku darimu
dirimu menghilang dari penglihatan
hanya gelap yang ada di mataku

hingga saat mataku terbuka kembali
butuh waktu cukup lama untuk menyadari
barusan hanya mimpi bukanlah nyata
ternyata semua hanya mimpiku saja

selepas mimpi aku duduk bersandar
masih di atas kasurku
mengatur nafasku yang berantakan
mengingat yang tadi aku impikan

kupandangi fotomu di meja
senyumanmu persis seperti di mimpi tadi
hanya saja tadi kau tak bicara
padahal biasanya kau banyak berkata

walaupun kita hanya bertemu di mimpi
aku senang bisa bertemu lagi denganmu
karena aku tahu engkau juga merindu
sama sepertiku

Label:

posted by Mhyron Thapshec at 21.29

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home