Antara Khayalan Dan kenyataan Dalam Hidup Menuju Kehidupan

Selasa, 16 November 2010

Ayah Aku Mohon Maaf

Nilai Kehidupan


lirik lagu ebit berikut ini begitu menyentuh perasaan, tentang seorang anak yang memohon maaf kepada ayahnya yang telah meninggal dunia karena kelalainnya. Tiba-tiba aku teringat kuliah subuh yg ditayangkan di salah satu stasiun TV, salah satu yg lekat dalam benakku, ” kuburan orang tua kita akan selalu benderang kalau anak yg ditingalkan rajin menyantuni anak yatim/orang miskin”. Benakku langsung teringat papi yg telah terbaring beberapa tahun lamanya, mungkinkan karena kelalaiannku karena ketidak berdayaanku cahaya yg selama ini aku pelihara akan redup krn satu anakk asuhku pergi dari pelukan ? Ya Robb…. jangan kurangi cahaya itu, biarkan benderang kuburnya. “…Ayah aku mohon maaf …….” batinku mengguman pelan.

Dan pohon kemuning akan segera kutanam
satu saat kelak dapat jadi penyejuk
meski pun hanya jasad bersemayam disini
biarkan aku tafakur bila rindu kepadamu
walau tak terucap aku sangat kehilangan
sebagian semangatku ada dalam doamu
warisan yang kau tinggal petuah sederhana
aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan
meskipun aku tak dapat menungguimu saat terakhir
namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkat
dengan senyum dan iklas aku yakin kau cukup bawa bekal
dan aku bangga jadi anakmu…..
ayah aku berjanji akan aku kirimkan
doa yg pernah engkau ajarkan kepadaku
setiap sujud sembahyang engkau hadir kebayang
tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana.
Sesungguhnyalah aku menangis sangat lama
namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang
sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti
namun aku yakin engkau telah memaafkanku
air hujan mengguyur sekujur bumi
kami yg ditinggalkan tabah dan tawakal
ayah aku mohon maaf atas keluputannku
yg aku sengaja maupun tak kusengaja
tolong pandangi kami dengan sinarnya surga
teriring doa selamat jalan buatmu ayah tercinta huhu……

Label:

posted by Mhyron Thapshec at 02.19

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home